Tabuik
Pada tanggal 5 november 2013, baru saja umat muslim
merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1435 H. Indonesia dikenal sebagai negara
kaya kebudayaan dan tradisi. Merayakan Tahun Baru Islam pun masyrakat memiliki beragam kebudayaan dan tadisi
masing-masing. Salah satunya adalah Tabuik dari Sumatera Barat. Tabuik adalah
suatu perayaan untuk memperingati tahun baru Islam. Tabuik adalah tradisi
tahunan di daerah Pariaman, Sumatera Barat.Asal kata “tabuik” dari bahasa Arab,
yaitu “tabut” yang berati mengarak. Tradisi tersebut telah ada sejak 1829 dan
dilakasanakan pada setiap hari Asyura, tepatnya tanggal 10 Muharam. Tradisi
Tabuik dilaksanakan untuk memperingati peristiwa Perang Karbala, yaitu
mengenang perjuangan serta kematian cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Saidina Husein
bin Ali karena perperangan tersebut dan Saidina Hassan bin Ali yang wafat
karena racun.
1.Sejarah
Tabuik
Perang Karbala terjadi tepat pada tanggal 10
Muharam 61Hijriah di Padang Karbala. Setelah
Imam Husein wafat, jasadnya diperlakukan dengan tidak wajar. Kepalanya
dipenggal oleh tentara Muawiyah. Keadaan tersebut membuat adanya tradisi mengenang kematian cucu Nabi Muhammad tersebut oleh
kaum Muslim. Tradisi tersebut juga menyebar di Indonsia, yaitu di Pariaman
Sumatera Barat. Tradisi itu disebut dengan Tabuik yang melambangkan Janji
Muawiyah bahwa kekhalifahan diserahkan kepada kaum Muslim, tetapi janji
tersebut dilanggar.
Asal-usul
perayaan Tabuik dibawa oleh orang-orang Arab Syi’ah yang datang ke Pulau
Sumatera untuk berdagang. Snouck Hurgronje berpendapat bahwa tradisi tabuik
dibawa melalui 2 tahap. Tahap pertama masuk pada abad 14 M, saat itu hikayat
Nabi Muhammad diterjemahkan ke bahasa Melayu, dari hikayat itulah masyarakat
mulai mempelajari tradisi tabuik. Tahap kedua tabuik dibawa oleh tentara sepoy
dari India yang menganut Islam.
Beberapa
Muslim percaya bahwa jasadnya Imam Husein dibawa ke langit oleh Bouraq dengan
menggunakan peti jenazah Tabot. Bouroq adalah wujud kuda gemuk berkepala wanita
cantik dan sebagai simbol bangunan pada Tabuik. Bouroq juga sebagai kendaraan Nabi Muhammad saat
Isra’ Miraj. Awalnya Tabuik itu adalah ritual bagi pengikut Syi’ah untuk
menggumpulkan potongan-potongan tubuh Imam Husein sambil berteriak “Hayya
Husein” yang berati “ Hidup Husein”. Namun di Pariaman, teriakannya adalah “
Hoyak Husein” sambil menggoyangkan Tabuik . Kemudian, Tabuik diarak ke pantai
saat terbenamnya matahari, hal tersebut dikenal sebagai buang sial.
2.Pembuatan
Tabuik
Tabuik adalah replika menara yang
terbuat oleh bambu, kayu, rotan dan berbagai hiasan. Pada puncak Tabuik
dipasang hiasan payung besar dan pada sisi-sisi lainnya dipasang juga
payung-payung yang berukuran lebih kecil. Bagian bawah tabuik terdapat dua buah
sayap, dan diantara sayap tersebut terppasang ornamen ekor dan replika kepala
manusia dengan wajah wanita cantik berkerung. Dab pondasi-pondasi tabuik dibuat
dari bambu.
Sebelum
tradisi perayaan tabuik dimulai, tabuil dibuat bersama dengan ahli budaya,
sejarawan dan masyarakat. Awalnya adalah mendirikan sebuah tempat yang
dilingkari dengan bahan pimpiang empat persegi dan di dalamnya diberi tanda
sebagai kiasan bercorak makam yang bernama “daraga”. Fungsi daraga adalah pusat
dan alat ritual. Dalam acara ritual tabuik lamanya 10 hari, dari 1 muharam
sampai 10 muharam dan berikut tahapan acaranya.
1.Mangambiak Tanah (mengambil tanah)
Mangambiak
tanah merupakan aktivitas pengambilan tanah yang dilakukan pada saat magrib
tanggal 1 Muharam. Aktivitas tersebut memiliki makna bahwa manusia berasal dari
tanah. Pengambilan tanah dilakukan oleh dua kelompok, yaitu kelompok “ tabuik
pasar” dan kelompok “tabuik subarang”. Kelompok tabuik pasar mengambil pada
anak sungai di desa Pauh, sedangkan kelompok Subarang mengambil tanah pada anak
sungai di Alai Gelombang. Pengambilan tanah dimeriahkan dengan arak-arakan yang
diiringi alunan gendang tasa. Lalu, tanah yang telah diambil, tanah tersebut
diarak dan disimpan dalam daraga berukuran 3x3 meter, kemudian dibalut dengan
kain putih dan diletakkan dalam peti tabuik.
2. Menebang Batang Pisang
Menebang
batang pisang dilaksanakan pada tanggal 5 Muharam. Aktivitas ini memiliki makna
sebagai cerminan dari ketajaman pedang yang digunakan dalam perang. Batang
pisang ditebang dengan cara sekali putus saja. Batang pisang yang ditebang
adalah batang pisang yang ditanam dekat dekat pusara.
3.Peristiwa Maatam
Peristiwa
maatam dilaksanakan pada tanggal 7 Muharam, tepatnya setelah sholat zuhur oleh
orang penghuni rumah tabuik. Lalu berjalan mengelilingi dan mengarak-arak
peralatan ritual tabuik (jari-jari, sorban, pedangnya Husein dll) sambil
meratap-ratap. Hal tersebut memiliki makna sebagai kesedihan atas kematian Imam
Husein.
4.Maarak Jari-jari
Maarak
jari-jari atau mengarak-arakan tiruan jari-jari Husein yang telah tercincang
dilaksanakan pada tanggal 7 Muharam juga.Kegiatan ini sebagai
pemberitahuan bahwa jari-jari tangan
Husein telah ditemukan. Dan kegiatan tersebut dimeriahkan dengan hoyak tabuik
lenong, yaitu tabuik berukuran kecil diletakkan diatas kepala seorang laki-laki
dengan diirigi alunan gandang tasa.
5. Maarak Saroban (mengarak-arakan
sorban)
Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 8 Muharam. Kegiatan tersebut memiliki makna bahwa
penutup kepala (sorban) Husein telah ditemukan dan kepala Husein telah
dipenggal.
6. Tabuik Naik Pangkat
Kegiatan
tabuik naik pangkat dilaksanakan pada dini hari tanggal 10 Muharam. Dua bagian
tabuik dibuat menjadi satu sehingga terbentuk tabuik utuh. Lalu, tabuik
tersebut diarak-arakan dan dihoyak-hoyak sepanjang jalan Kota Pariaman.
7.Pesta Hoyak Tabuik
Kegiatan
ini adalah kegiatan menghoyak Tabuik pada jam 09.00 pagi tanggal 10 Muharam.
Kegiatan ini melambangkan sebagai perang karba yang dihadapi oleh Husein. Pesta
ini dimeriahkan dengan penampilan anak nagari Pariaman, yaitu pawai Taaruf, penampilan Rabab Pariaman,
gandang tasa, Randai, lomba baju kurung , tarian dan lain-lain.
8.Pembuangan Tabuik ke laut
Pembuangan
tabuik merupakan acara pucak tradisi tabuik. Setalah tabuik dihoyak keliling
Kota Pariaman sampai sore hari, tabuik akan dibuang ke laut sebelum terbenamnya matahari di Pantai Gondoriah.
Kegiatan ini dipercaya sebagai buang sial dan terbangnya Buraq yang membawa
jasad Husein ke surga.
sumber:
http://indonesia.travel/id/destination/624/pariaman/article/59/tabuik-di-pariaman
Maisarah Putriyandri Atsani 1PA09 (15513242)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar