Pernah kita berpikir bahwa masa anak-anak adalah masa
paling menyenangkan? Yaa tentu, masa kanak-kanak adalah masa dimana kita bisa
bermain sepuasnya. Banyak hal yang kita dapat pada masa itu, mulai dari teman,
games, dan pelajaran. Namun, apakah kita pernah dilarang oleh orang tua kita saat
ingin bermain di luar? Tentu saja pernah dan umumnya dialami oleh anak-anak. Hal
itu terjadi karena mereka khawatir akan perkembangan anaknya dan anak akan aman
jika bermain di dalam rumah karena tidak
kotorlah, tidak panas-panas lah,agar tidak capek lah dan sebagainya. Padahal
dengan bermain di luar rumah kreatifitas anak akan bertambah. Banyak faktor
yang mempengaruhi tingkat kreativitas anak di luar rumah dan kreativitas akan
muncul dari interaksi langsung yang unik dengan lingkungannya yang tidak
didapatkan di dalam rumah. Padahal Tuhan kita menciptakan alam yang indah untuk
menjadi suatu pelajaran bagi manusia termasuk mengembangkan kreativitas.
Inilah 10 tips meningkatkan kreativitas anak :
1. Tumbuhkan rasa percaya diri anak
Rasa percaya diri adalah hal pertama yang harus
dimiliki supaya anak dapat berpikir dan kreatif. Bila ia malu-malu dan tidak
percaya diri, ia tidak berani mengekspresikan diri di luar kebiasaan yang lihat
sehari-hari.
Biarkan anak melakukan eksplorasi
Sejak usia beberapa bulan, anak sudah dibekali dengan
rasa ingin tahu yang tinggi. Biarkan mereka terus melakukan eksplorasi terhadap
dunia di sekitarnya. Penuhi rasa ingin tahunya bila ia bertanya kepada ayah
atau ibu, atau biasakan mereka mencari tahu sendiri terlebih dahulu, misalnya
melalui pengamatan, membaca buku, internet, dll.
3. Biarkan anak berimajinasi
Membacakan dongeng untuk anak setiap malam, adalah
salah satu cara melatih imajinasinya. Imajinasi dapat dilatih juga dengan cara
memberikan kegiatan menggambar, mengarang cerita, atau bermain role play. Role
play adalah permainan berpura-pura jadi orang lain atau mempraktekan kegiatan
yang biasa dilakukan sehari-hari, misalnya main dokter-dokteran, main
masak-masakan, main sekolah-sekolahan, dll.
4. Lebih banyak memberi saran daripada larangan
Anak
maupun orang dewasa tidak suka dilarang. Setiap larangan mematikan kreativitas.
Sebagai gantinya, berikanlah saran apa yang seharusnya ia lakukan, bukan
melarangnya. Namun, dalam kondisi tertentu bila terpaksa Anda harus tegas
melarang.
5. Berikan kegiatan yang merangsang kreativitas
Bermain musik, menggambar, membuat kerajinan tangan
serta kegiatan ekstra kurikuler seperti drama dapat merangsang kreativitas.
Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi penyegaran agar anak tidak jenuh dengan
kegiatan yang sama setiap hari.
6. Berikan waktu bermain yang cukup
Bermain adalah sarana untuk belajar. Pilihkan mainan
yang sesuai dengan usia anak, sehingga setiap mainan dapat dimanfaatkan untuk
merangsang perkembangannya. Ketika bermain, anak bebas melakukan apa yang wajar
ia lakukan, dan itulah cara memberinya kesempatan untuk berpikir kreatif.
7. Cegah stres pada anak
Jangan terlalu memaksakan jadwal belajar dan les yang
ketat. Kasihan anak-anak yang tidak memiliki waktu bebas untuk bermain sesuka
hatinya. Stres mematikan kreativitas. Rutinitas mengekang anak maupun orang
dewasa untuk berpikir kreatif.
8.Berikan kesempatan anak untuk berpikir sendiri
Anak yang selalu diberikan solusi tidak akan terbiasa
untuk berpikir sendiri. Mulai dari hal-hal sederhana, biarkan ia mencari solusi
dan melakukan apa yang menurutnya terbaik. Kita dapat memberikan arahan dan
koreksi bila ia salah, tetapi biarlah ia memegang kendali.
9. Jangan memarahi anak bila melakukan kesalahan
Anak yang selalu dimarahi akan merasa takut untuk
melakukan kesalahan. Padahal, kreatvitas butuh sikap berani mengambil resiko.
Jadi, jangan marahi anak bila ia melakukan kesalahan yang tidak disengaja.
Tanpa kesalahan, ia tidak akan pernah belajar.
10. Ciptakan suasana keluarga yang penuh kasih sayang
Suasana keluarga yang kondusif mempengaruhi
kreativitas anak. Ciptakan rasa aman, diayomi, dan dicintai sehingga anak
merasakan keberadaannya diakui dan dibutuhkan di dalam keluarga
.
Namun,
ada kondisi yang menghambat kreativitas anak . Kondisi
tersebut umum dialami oleh anak-anak di Indonesia. Hal tersebut adalah tidak
kondusifnya waktu belajar di pendidikan formal.
Mereka berada di sekolah dari pagi sampai siang bahkan sampai sore.
Lalu, kapan anak-anak Indonesia memiliki waktu untuk mengembangkan kreativitas
? Belum lagi mereka harus mengerjakan tugas dan belajar untuk pelajaran di esok
harinya. Memang betul kata salah seorang dosen psikologi bahwa pendidikan
Indonesia sangat bagus untuk membunuh kreativitas anak-anak Indonesia.
Tapi di sekolah-sekolah sekarang juga menerapkan
ekstrakulikuler untuk mengembangkan kreativitas, apakah itu tetap menjadi
penghambat? Kalau menurut saya, itu bukan penghambat tapi itu pembatasan
kreativitas, Kenapa? Karena anak-anak masih terikat oleh peraturan-peraturan
sekolah yang tidak sesuai dengan cara si anak. Padahal anak-anak memiliki
caranya sendiri dalam mengembangkan kreativitas.http://www.youtube.com/watch?v=D5YIV3kiqI4&feature=player_detailpage
Lalu,
kalau itu yang terjadi, apakah di Indonesia memiliki anak-anak kreatif? Tentu
saja bahkan banyak anak kretif di Indonesia. Hal itu karena mengembangkan
kreativitas anak ada sosok the power of parents serta lingkungan yang mendukung
juga. Memang kondisinya sulit karena waktu dihabiskan untuk pendidikan formal,
tapi peran orang tua dapat mengatasi hal tersebut. Orang tua dapat mengarahkan
si anak dalam membagi waktu, memberi fasilitas untuk memudahkan anak dalam
mengembangkan kreativitas, memberi makanan bergizi agar tidak cepat lelah dan
lain-lain. Dan Lingkungan yang mendukung, seperti punya teman yang memiliki
bakat dan minat yang sama.
Sisi
positif dari penghambat kreativitas anak-anak di Indonesia adalah kita sebagai
anak bangsa dapat mandiri untuk memikirkan dalam memecahkan masalah tersebut
agar kreativitas kita tetap berkembang sesuai cara kita masing-masing, bukan kah itu adalah bagian
dari kreativitas. Buktinya adalah munculnya komunitas-komunitas, komunitas
lukis,komunitas sepeda, komunitas travelling dan lain-lain. Bukti lainnya adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta aja kagumi kreativitas anak Inonsesia
Berikut adalah salah satu anak bangsa
yang kreatif.
Si Keripik Pedas dari Bandung,Maicih.
keripik pedas Maicih? keripik pedas yang diciptakan Reza Nurhilman ,dia
adalah lulusan SMA tahun 2005 ini, sempat menganggur empat tahun sebelum
melanjutkan kuliah pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Maranatha, Bandung, pada 2009. Setahun kemudian, Reza merintis usaha keripik
pedas yang dia pilih karena dianggapnya disukai pasar. Kisahnya adalah sekitar
2008, Reza diajak oleh seorang temannya ke daerah Cimahi dan mencicipi keripik
buatan si nenek dan rasanya memang enak. 2009, Reza kembali mengunjungi rumah
nenek itu. Ia melihat si nenek hanya membuat keripik pada saat-saat tertentu
dan pemasarannya amat terbatas. Terlintas dalam pikirannya untuk membangun
usaha menjual keripik. Lalu ia meminta resep keripik pedas berlada tersebut
kepada si nenek, dan nenek tersebut tidak menolak untuk memberikan resepnya.
Namun, Reza membuat keripik dengan level-level kepedasan. Sosok nenek
tersebut bukan bernama Maicih,Reza sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh
dan mudah diingat orang. Sosok nenek itu diidentik dengan ke-icihan karena
selalu pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, sehingga biar nyeleneh
saja jadi diberi nama Maicih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar