Sabtu, 12 April 2014

Kreativitas anak Indonesia



Pernah kita berpikir bahwa masa anak-anak adalah masa paling menyenangkan? Yaa tentu, masa kanak-kanak adalah masa dimana kita bisa bermain sepuasnya. Banyak hal yang kita dapat pada masa itu, mulai dari teman, games, dan pelajaran. Namun, apakah kita pernah dilarang oleh orang tua kita saat ingin bermain di luar? Tentu saja pernah dan umumnya dialami oleh anak-anak. Hal itu terjadi karena mereka khawatir akan perkembangan anaknya dan anak akan aman jika bermain  di dalam rumah karena tidak kotorlah, tidak panas-panas lah,agar tidak capek lah dan sebagainya. Padahal dengan bermain di luar rumah kreatifitas anak akan bertambah. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kreativitas anak di luar rumah dan kreativitas akan muncul dari interaksi langsung yang unik dengan lingkungannya yang tidak didapatkan di dalam rumah. Padahal Tuhan kita menciptakan alam yang indah untuk menjadi suatu pelajaran bagi manusia termasuk mengembangkan kreativitas.
Inilah 10 tips meningkatkan kreativitas anak :

1. Tumbuhkan rasa percaya diri anak

Rasa percaya diri adalah hal pertama yang harus dimiliki supaya anak dapat berpikir dan kreatif. Bila ia malu-malu dan tidak percaya diri, ia tidak berani mengekspresikan diri di luar kebiasaan yang lihat sehari-hari.

                              
               

Biarkan anak melakukan eksplorasi

Sejak usia beberapa bulan, anak sudah dibekali dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Biarkan mereka terus melakukan eksplorasi terhadap dunia di sekitarnya. Penuhi rasa ingin tahunya bila ia bertanya kepada ayah atau ibu, atau biasakan mereka mencari tahu sendiri terlebih dahulu, misalnya melalui pengamatan, membaca buku, internet, dll.


3. Biarkan anak berimajinasi

Membacakan dongeng untuk anak setiap malam, adalah salah satu cara melatih imajinasinya. Imajinasi dapat dilatih juga dengan cara memberikan kegiatan menggambar, mengarang cerita, atau bermain role play. Role play adalah permainan berpura-pura jadi orang lain atau mempraktekan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, misalnya main dokter-dokteran, main masak-masakan, main sekolah-sekolahan, dll.

                                               

4. Lebih banyak memberi saran daripada larangan


 Anak maupun orang dewasa tidak suka dilarang. Setiap larangan mematikan kreativitas. Sebagai gantinya, berikanlah saran apa yang seharusnya ia lakukan, bukan melarangnya. Namun, dalam kondisi tertentu bila terpaksa Anda harus tegas melarang.


5. Berikan kegiatan yang merangsang kreativitas

Bermain musik, menggambar, membuat kerajinan tangan serta kegiatan ekstra kurikuler seperti drama dapat merangsang kreativitas. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi penyegaran agar anak tidak jenuh dengan kegiatan yang sama setiap hari.


6. Berikan waktu bermain yang cukup

Bermain adalah sarana untuk belajar. Pilihkan mainan yang sesuai dengan usia anak, sehingga setiap mainan dapat dimanfaatkan untuk merangsang perkembangannya. Ketika bermain, anak bebas melakukan apa yang wajar ia lakukan, dan itulah cara memberinya kesempatan untuk berpikir kreatif.


7. Cegah stres pada anak

Jangan terlalu memaksakan jadwal belajar dan les yang ketat. Kasihan anak-anak yang tidak memiliki waktu bebas untuk bermain sesuka hatinya. Stres mematikan kreativitas. Rutinitas mengekang anak maupun orang dewasa untuk berpikir kreatif.


8.Berikan kesempatan anak untuk berpikir sendiri

Anak yang selalu diberikan solusi tidak akan terbiasa untuk berpikir sendiri. Mulai dari hal-hal sederhana, biarkan ia mencari solusi dan melakukan apa yang menurutnya terbaik. Kita dapat memberikan arahan dan koreksi bila ia salah, tetapi biarlah ia memegang kendali.


9. Jangan memarahi anak bila melakukan kesalahan

Anak yang selalu dimarahi akan merasa takut untuk melakukan kesalahan. Padahal, kreatvitas butuh sikap berani mengambil resiko. Jadi, jangan marahi anak bila ia melakukan kesalahan yang tidak disengaja. Tanpa kesalahan, ia tidak akan pernah belajar.


10. Ciptakan suasana keluarga yang penuh kasih sayang

Suasana keluarga yang kondusif mempengaruhi kreativitas anak. Ciptakan rasa aman, diayomi, dan dicintai sehingga anak merasakan keberadaannya diakui dan dibutuhkan di dalam keluarga


.
            Namun, ada  kondisi yang menghambat kreativitas anak . Kondisi tersebut umum dialami oleh anak-anak di Indonesia. Hal tersebut adalah tidak kondusifnya waktu belajar di pendidikan formal.  Mereka berada di sekolah dari pagi sampai siang bahkan sampai sore. Lalu, kapan anak-anak Indonesia memiliki waktu untuk mengembangkan kreativitas ? Belum lagi mereka harus mengerjakan tugas dan belajar untuk pelajaran di esok harinya. Memang betul kata salah seorang dosen psikologi bahwa pendidikan Indonesia sangat bagus untuk membunuh kreativitas anak-anak Indonesia.
            Tapi  di sekolah-sekolah sekarang juga menerapkan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kreativitas, apakah itu tetap menjadi penghambat? Kalau menurut saya, itu bukan penghambat tapi itu pembatasan kreativitas, Kenapa? Karena anak-anak masih terikat oleh peraturan-peraturan sekolah yang tidak sesuai dengan cara si anak. Padahal anak-anak memiliki caranya sendiri dalam mengembangkan kreativitas.http://www.youtube.com/watch?v=D5YIV3kiqI4&feature=player_detailpage
            Lalu, kalau itu yang terjadi, apakah di Indonesia memiliki anak-anak kreatif? Tentu saja bahkan banyak anak kretif di Indonesia. Hal itu karena mengembangkan kreativitas anak ada sosok the power of parents serta lingkungan yang mendukung juga. Memang kondisinya sulit karena waktu dihabiskan untuk pendidikan formal, tapi peran orang tua dapat mengatasi hal tersebut. Orang tua dapat mengarahkan si anak dalam membagi waktu, memberi fasilitas untuk memudahkan anak dalam mengembangkan kreativitas, memberi makanan bergizi agar tidak cepat lelah dan lain-lain. Dan Lingkungan yang mendukung, seperti punya teman yang memiliki bakat dan minat yang sama.
            Sisi positif dari penghambat kreativitas anak-anak di Indonesia adalah kita sebagai anak bangsa dapat mandiri untuk memikirkan dalam memecahkan masalah tersebut agar kreativitas kita tetap berkembang sesuai cara kita  masing-masing, bukan kah itu adalah bagian dari kreativitas. Buktinya adalah munculnya komunitas-komunitas, komunitas lukis,komunitas sepeda, komunitas travelling dan lain-lain. Bukti lainnya adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta aja kagumi kreativitas anak Inonsesia
            Berikut adalah salah satu anak bangsa yang kreatif.
Si Keripik Pedas dari Bandung,Maicih.
keripik pedas Maicih?  keripik pedas yang diciptakan Reza Nurhilman ,dia adalah lulusan SMA tahun 2005 ini, sempat menganggur empat tahun sebelum melanjutkan kuliah pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha, Bandung, pada 2009. Setahun kemudian, Reza merintis usaha keripik pedas yang dia pilih karena dianggapnya disukai pasar.  Kisahnya adalah sekitar 2008, Reza diajak oleh seorang temannya ke daerah Cimahi dan mencicipi keripik buatan si nenek dan rasanya memang enak. 2009, Reza kembali mengunjungi rumah nenek itu. Ia melihat si nenek hanya membuat keripik pada saat-saat tertentu dan pemasarannya amat terbatas. Terlintas dalam pikirannya untuk membangun usaha menjual keripik. Lalu ia meminta resep keripik pedas berlada tersebut kepada si nenek, dan nenek tersebut tidak menolak untuk memberikan resepnya. Namun, Reza membuat keripik dengan level-level kepedasan. Sosok nenek tersebut bukan bernama Maicih,Reza sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok nenek itu diidentik dengan ke-icihan karena selalu pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, sehingga biar nyeleneh saja jadi diberi nama Maicih.
http://www.youtube.com/watch?v=HEgHCcX9GP0&feature=player_detailpage

Tidak ada komentar:

Posting Komentar